Home » » Puisi Putus Cinta Paling Menyakitkan Tergokil

Puisi Putus Cinta Paling Menyakitkan Tergokil

Puisi Putus cinta memanglah kadang waktu tidak semanis dengan pertemuan yang benar-benar bahagia, serta tidak heran bila beberapa orang yang sedih atau bimbang bhs trednya lantaran putus cinta dengan orang impiannya. namun sekuat kuatnya menahan sakit hati lantaran cinta, pasti tidak bakal kuat menagis menahan hati yang telah di sakiti.

Puisi Putus Cinta Paling Menyakitkan Tergokil

Ada pepatah menyampaikan ''putus cinta lebih sakit daripada di sengat lebah''. namun kita mesti terima kenyataan serta kita mesti sabar dengan kenyataan ini. barangkali dibawah sini, dapat mewakili perasaan anda yang tengah putus cinta serta mau mencurahkan hati anda pada sesorang yang sudah menyakiti perasaan anda :

Puisi putus cinta : Mengharapkanmu
Walau aku tak bisa bernyanyi merdu
Walau angin kabarku jarang menghampiri
Di sini aku seperti gunung.. 
Selalu menyimpan setiap senyuman manismu
Selalu rindu tatapan matamu
Dan takan berpindah walaupun agin berlalu
Dan kabut menyelimuti
Masih ada jejeak langkahmu disini
Yang selalu menyemangati hari – hari ku
Aku masih disini untukmu

Puisi : Sudah Cukup Kau Lakukan Itu
Lihatlah aku..
Termenung sendu, ratapi luka yang kau beri
Demi perasaan hati yang perih
Semakin dalam membuatku tersakiti 
Tak adakah sedikit rasa di hati
Tak adakah rasa hormat dalam hatimu
Kau lukai aku dengan tingkahmu
Salah apa aku padamu?
Salah apa kau tega lakukan itu? 
Kau buat luka ini.
Membekas, menangis teriris perih
Bersendu kehilangan dirinya
Semuanya tak kan pernah kembali 
Ku akan mengalah,
Demi kau sahabatku.
Demi dirinya pujaan hatiku
Dan tak mungkin lagi
Ku menerimamu kembali 
Sudah cukup kau lakukan itu
Sudah cukup kau lakukan itu. 
Biarlah ku sendiri.
Biarlah kau bersama dirinya.
Biakan ku pergi jauh bawa luka ini
Biar engkau bahagia bersama dirinya.

Puisi : Hujan Di Pagi Hari
Hujan turun di pagi ini
Membasahi dunia dengan mimpi
Cemara itu basah lagi, kawan!
Sayang ku tak dapat menolongnya
Yang basah terlanjur basah 
Perlahan, ku langkahkan kakiku menuju rumah itu
Apa yang bisa diperbuat ?
Dengan sandal jepitku yang putus
Aku menari-nari dalam hatiku
Menyelaminya ke palung yang paling dalam
Untuk apa pintar menyelam?
Jika jiwamu tak disampingku