Home » » Contoh Puisi Ibu Untuk Hari Ibu

Contoh Puisi Ibu Untuk Hari Ibu

Contoh Puisi. Kalimat perkataan Hari Ibu & Puisi Ibu karya Chairil Anwar (1922 – 1949) benar-benar cocok diberikan ke sosok orang yang kita sayangi, yang sudah melahirkan kita di peristiwa Hari Ibu, 22 Desember 2013. Masterpiece pujangga sastra ini benar-benar menyentuh hati. Bikin yang membaca berkaca-kaca lantaran kata-katanya yang miris serta benar-benar dalam.

Contoh Puisi Ibu Untuk Hari Ibu

Hari Ibu yaitu hari peringatan serta perayaan untuk mengapresiasi bagaimana peran seseorang ibu dalam keluarga. Peran ini tidak cuma hanya pada anak, suami, tetapi juga di lingkungan seputar. Ada suatu kebiasaan yang umumnya dikerjakan di Hari Ibu. Dibawah ini ada contoh puisi ibu buat hari ibunda tercinta:

Contoh Puisi Ibu : Jasa Tak Terlupakan
Pengarang: Patma
Ibu...
Kau Membingbingku Selama Satu Tahun
Kau Begitu Baik Padakuwaluapun Aku Sukamarah-Marah
Ibu....
Kau Begitu Ceria Dan Rajin Dari Pada Guru Yang Lain
Ibu...
Kau Yang Pintar,Baik,Ramah,Cantik,Dan Sopan
Ibu...
Kalau Aku Membuat Salah Tolong Maafkan Aku
Karena Aku Cuma Kesal Karna Aku Selalu Diejek
Ibu...
Kalau Aku Lagi Sedih Kau Menghibur Aku
Kalau Aku Lagi Kesal Kau Menghiburku
Ibu...
Terimakasih Atas Jasa-Jasamu Jika Aku
Masih Sempat Bertemu Dengan Ibu
Aku Sangat Ingin Memeluk Ibu

Contoh Puisi Ibu : Isi Hati Seorang Perindu Ibu
Pengarang: Mena Larasati
Ibu…
Sedikit pun tak kuelak akan kepergianmu
Dan sedikit pun tak kusesali kehilanganmu
Hanya saja aku selalu menangisi 
Kenapa ketika aku tersungkur dalam luka,
dan kau membelai manja
aku tak merasa??? 
Kenapa ketika aku terjatuh pada celaka,
dan kau memeluk mesra
aku tak merasa??? 
Kenapa ketika aku lelah pada masalah,
dan kau mengusap gelisah dengan sejuta kasih
aku tak merasa??? 
Kini aku hilang mimpi
menjadikanku gila diri 
Kini aku melenggang sepi
menjadikanku mati 
Kini aku melangkah sunyi
menjadikanku terbalut misteri 
Dan kini, aku sadar tanpamu aku hilang pegangan
Bimbangku dalam pandangan depan
Raguku pada jejak kaki yang samar dalam harapan
Lelahku pada akhir penantian sebuah jawaban 
Biarlah dan sudahlah maka lupakanlah resah 
Disini, diantara keramaian kota yang menenggelamkanku pada kepalsuan sebuah janji
Aku tetap tegar berdiri
Aku terus saja bernyanyi
Dan tiada hentiku menari-nari walau sendiri
Untuk melawan rindu yang kerap menghampiri 
Ibu….Kasihmu kan selamanya kudekap
Dalam balutan sekuntum mawar doa, kuselip namamu
Merajut benang sutra
Esok dan selamanya…aku pasti kan menggenggam cintaNYA
Maafkan aku yang sesekali masih ragu dalam lugu. 
Tepian Kota Mati, 290709//17.00